Drummer Metallica
Lars Ulrich memegang stik drum di atas kepalanya. Beberapa detik, kemudian keheningan pecah dengan gebukan pada drum yang diikuti alat musik lainnya dan teriakan audiens konser rock Metallica.
“Saya sudah main musik keras 35 tahun lalu,” kata Ulrich, drummer band rock Metallica. “Saya biasa main tanpa perlindungan (telinga).” Setelah beberapa tahun barulah ia merasakan akibatnya. “Telinga saya berdenging, tidak pernah berhenti,” katanya. Mula-mula ia tidak menghiraukan, tetapi keadaan makin meburuk. “Saya terbangun malam hari dan mengira bahwa televise masih menyala, karena itulah saya bangun untuk mematikannya, padahal tv itu sudah mati.” Menurut dokter Ulrich terkena tinitus. Tinitus merupakan suara berdengging, mendesis atau lainnya yang terdengar pada telinga atau kepala. Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini tidak begitu menjadi masalah, namun bila terjadinya makin sering dan berat maka akan menganggu juga. Uniknya suara yang terdengar oleh pasien, tidak akan terdengar oleh orang lain. Tinitus bukan merupakan suatu penyakit melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit atau kondisi tertentu. Menurut catatan ahli di bidang tinitus di Amerika (data di Indonesia belum ada), hampir 36 juta penduduk Amerika mengalami gejala ini dalam hidupnya. Hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang memeriksakan diri ke klinik klinik kesehatan terdekat. Tinitus dapat berasal dari empat bagian telinga yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam dan otak sebagai pusat pendengaran. Pada beberapa kasus, tinitus merupakan sesuatu yang normal alias tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pada keadaan normal, tubuh memang akan mengeluarkan suara suara aneh akibat dari proses yang terjadi di dalam tubuh. Kita tidak awas akan suara ini dikarenakan suara yang terdengar lebih kecil dari suara di luar tubuh. Jika pada suatu kondisi suara di luar tubuh tidak ada maka baru akan terdengar suara yang berasal dari dalam tubuh. Penyebab lain dari tinitus adalah gangguan keseimbangan cairan dalam telinga, infeksi, atau penyakit yang menyerang tulang tulang pendengaran dan gendang telinga. Penyebab paling sering dari tinitus abnormal adalah rusaknya ujung saraf pada telinga bagian dalam. Bertambahnya usia merupakan faktor penting dari rusaknya susunan saraf dalam telinga. Akhir akhir ini, suara yang terlampau keras atau bising juga sering menyebabkan terjadinya tinitus disamping akan menganggu fungsi pendengaran secara keseluruhan. Sayangnya, banyak diantara kita tidak terlalu ambil pusing terhadap paparan suara keras yang berasal dari suara musik, senjata api, dan lain lain. Beberapa obat seperti aspirin dan penyakit telinga bagian tengah juga bisa menyebabkan terjadinya tinitus. Pemeriksaan lain seperti Auditory Brain Stem Response (ABR), CT Scan dan MRI masih sangat jarang dilakukan meskipun pada beberapa kasus dapat membantu menentukan penyebab tinitus. Mungkin karena pertimbangan biaya sehingga pemeriksaan ini tidak rutin dikerjakan. Kalau sudah kena apa yang dapat dilakukan? Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi gejala tinitus yang saat ini anda rasakan : - Hindari tempat tempat yang bising. - Kendalikan tekanan darah. - Hindari makanan atau minuman yang menstimuli saraf seperti kopi dan rokok. - Hindari stress. - Cobalah berhenti memikirkan tinitus yang anda derita. - Istirahatlah yang cukup. - Berolah raga teratur. - Hindari mengkonsumsi obat aspirin.
0 komentar:
Post a Comment